(((KELUARGA)))

Everything has a price

Segala hal di dunia ini punya aturan dan konsekuensinya masing-masing. Saat anda menyetujui sebuah kesepakatan tentunya anda sudah siap dan menerima apapun resiko yang akan di hadapi nantinya. Seperti saat anda membeli kuota internet untuk sebulan, tetapi anda boros dan menghabiskannya kurang dari dua minggu, lalu anda menyalahkan provider karena belum sampai sebulan kuota internet anda sudah habis. Seperti saat anda memutuskan membeli bensin eceran berarti anda siap menerima konsekuensi  apabila bensin tersebut ternyata dioplos air dan kuah soto.
Begitupun dunia perkuliahan.


KITA INI KELUARGA!!
KITA SATU ANGKATAN!!
SATU LULUS, SEMUA LULUS !!


F*ck with it !

Tingkat kesolidaritasan selalu dipertanyakan di penghujung semester. Dimana saat angka indeks prestasi muncul di web kampus. Dimana turunnya status bahwa mahasiswa tersebut lolos atau DO/cuti.  Dimana waktunya dosen mata kuliah dikejar-kejar karena nilai yang keluar kadang tidak sesuai harapan. Nilai yang merupakan cerminan dari tingkat kerajinan dan keseriusan mahasiswa selama periode pengajaran. Lalu pantaskah embel-embel keluarga (masih) disuarakan?


Sistem Politeknik kebanyakan memang beda dengan sistem yang diterapkan di Universitas. Dimana kami (Politeknik) tidak mengenal sistem pengurusan KRS. Kami terbiasa dengan sistem paket. Yang di sisi menguntungkannya kami tak perlu repot mengurusi mata kuliah apa saja yang harus kami ambil. Tapi di sisi pahitnya jika ada mata kuliah yang mendapat nilai E maka kami tidak hanya mengulang mata kuliah tersebut melainkan dipastikan DO/Cuti.

Beberapa teman saya DO dikarenakan tidak mengikuti UTS dan UAS dikarenakan belum melakukan pembayaran dan saat mengajukan susulan, dosen yang bersangkutan tidak memberikan. Alasan utama belum bayaran? Jelas karena belum adanya biaya. Namun fakta yang terjadi justru bukan tidak adanya biaya, melainkan mahasiwa tersebut hanya MALAS mengantaran uang semester ke Bank. Ini salah siapa? Hmm…


Beberapa lagi DO diakibatkan bermasalah dengan absen dan tugas. Ini sih jelas ya, kayak gak perlu aja pertanyaan “terus salah siapa?” muncul.

“…Ya tapi kan dia keluarga lo juga, kita harus bantuin lah”

Please, kalo mau bantuin tuh bukan sekarang. Dari dulu harusnya! Disaat temen lo tugasnya belum kelar elo bantuin, disaat temen lo masih ketiduran lo bangunin. Ya tapi tetep tau diri juga lah. Kalo gak bisa ngatur hidup sendiri ya mending jangan hidup dulu atuh. Bukan disaat kayak gini lo baru muncul terus malah ngedesak dosen. Tau efeknya? Banyak dosen berkompeten yang akhirnya memutuskan untuk resign dari kampus gara-gara merasa disudutkan oleh mahasiswa. Kalo udah gini bukan cuma lo yang rugi, junior lo juga! Apa lo gak nganggep junior sebagai keluarga lo juga?

Disaat temen-temen lo bangun pagi nahan ngantuk biar bisa dapet absen sedangkan elo enak tidur dan dateng semaunya, apa itu keluarga? Disaat temen-temen lo gak tidur buat ngejar ACC dari dosen sedangkan elo malah begadang buat nongkrong, apa itu keluarga?

Just respect us! Respect our lecturer! And we will respect you back.

Ya emang sih gak semua permasalahan mahasiswa sepenuhnya salah mahasiswa, dosen pun manusia pasti punya salah. Jujur saya jengkel mendengar kabar bahwa dosen tidak mau meberi ujian susulan kepada mahasiswa yang terlambat bayaran. Saya juga kesal karena teman saya dicutikan dengan alasan karya dan tugasnya jelek. Dan disaat saya ingin menanyakan kabar teman saya yang cuti malah ditanya balik apakah saya lebih berpengalaman sehingga saya berhak menilai. Saya peduli. Karena saya tahu bahwa sedih rasanya ditinggalkan teman seperjuangan. Beberapa teman saya di DO di semester 2. Dan disaat evaluasi makrab kami membentuk lingkaran dan saling introspeksi masing-masing. Di sesi-sesi terakhir, teman-teman saya yang sudah DO diminta untuk memberikan  dan menyampaikan pesan yang ingin disampaikan. Seketika suasana mnjadi sepi. Tangispun pecah.

Ya begitulah kira-kira. Mereka berpesan untuk kami agar lebih saling menjaga lagi, jangan sampai tersisih lagi, saling menjaga dan saling menjaga, tapi kita pun yang masih tersisa harus ingat untuk menjaga diri kita sendiri. Agar kita tetap bisa berjuang bersama hingga hari kelulusan tiba.

Tetap semangat. Lakukan yang terbaik.




*note:
tulisan ini dibuat bukan bermaksud untuk menyinggung/menyerang siapapun, juga bermaksud agar kita sebagai mahasiswa lebih sadar diri lagi bahwa sebelum menuntut hak pastikan kewajiban kita sudah kita penuhi. Juga sebagai teguran pada diri sendiri agar tidak malas di semester yang akan datang.

Komentar

  1. Tulisan pertama lu yg berbau serius dul haha. Semoga temen2 lu baca dan ngerti

    BalasHapus
    Balasan
    1. iya ya hahaha..ya semoga pikirannya pada kebuka dan bukan malah makin ngejudge

      Hapus

Posting Komentar

Postingan Populer